Sabtu, 21 April 2012

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.Pengertian
Definisi dari teori pengambilan keputusan di kemukakan oleh:
 - Ralp C. Davis;
 - Mary Follet;
 - James A.F. Stoner.

Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis.
Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Contoh kasus sederhana :
Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko:
        Kasus Pemilik/Penjual Bakso “Senayan” Cabang Yogya hendak memutuskan berapa mangkok bakso yang harus disediakan rata-rata setiap hari agar keuntungan diperoleh maksimum. Jika disediakan terlalu banyak (melebihi jumlah yang diminta) maka ia akan menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi karena tidak laku. Jika disediakan terlalu sedikit maka ia juga akan menderita kerugian (rugi kesempatan yaitu berupa keuntungan yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapi tidak bisa terlayani). Data yang ada biaya produksi bakso per mangkok sebesar Rp 2000,- dan harga jual bakso per mangkok sebesar Rp 3000,-. Data lain yang diperoleh berdasarkan pengamatan data masa lalu (historical data), yaitu data permintaan dan peluang/probabilitas permintaan tersebut.
2.Jenis Keputusan
Menurut Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu perusahaan dibedakan menjadi 2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Perbedaan keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari persyaratan operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Keputusan terprogram          
-           Berulang
-           Dirumuskan dengan cermat
-           Aturan atau algoritma keputusan bagi orang bawahan untuk digunakan   
Keputusan tidak terprogram
-           Kadang-kadang
-           Unik
-           Analisa baru untuk setiap kejadian

Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat diberi kode untuk pengolahan komputer. Penggunaan komputer untuk mengolah aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
            Sedangkan untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
            Kegiatan pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.

Sumber: http://repository.binus.ac.id/content/D0114/D011468169.ppt    tanggal 22/04/2012 11:40
              http://mm.ustjogja.ac.id/download/HANDOUT7.ppt  tanggal 22/04/2012  11:43
            http://kholis12.files.wordpress.com/.../sistem-penunjang-keputusan-dss.doc  tanggal 22/04/2012  11:48