Senin, 31 Maret 2014

Akhirnya, Microsoft Hadirkan Office untuk iPad




Rumor yang mengatakan Microsoft akan menyediakan paket aplikasi perkantoran Office untuk tablet Apple iPad sudah beredar sejak 2 tahun silam. Rumor itu terbukti bukan isapan jempol belaka, karena Microsoft telah resmi meluncurkan Office untuk iPad pada Kamis (27/3/2014) dalam sebuah jumpa pers di San Francisco, Califonia, Amerika Serikat.

Office untuk iPad tersedia di Apple App Store mulai hari ini. Di dalamnya terdapat aplikasi Word, Excel, dan PowerPoint.

Paket aplikasi ini bisa diunduh gratis untuk sekadar membuka/melihat dokumen dan menyajikan presentasi. Sementara jika pengguna membutuhkan aplikasi Office yang bisa mengedit dokumen, maka harus merogoh kocek untuk biaya berlangganan Office 365 yang memanfaatkan media penyimpanan data online.

Hal yang sama juga berlaku untuk aplikasi Office Mobile untuk iPhone. Namun, secara umum, Office versi iPad memiliki lebih banyak fitur, sementara Office untuk iPhone hanya memfasilitasi beberapa pengolahan dokumen secara dasar.

General Manager Microsoft untuk Produk Office, Julia White, menunjukan bagaimana teks akan secara otomatis menyesuaikan diri jika pengguna memasukkan sebuah gambar di aplikasi Office untuk iPad.

Di aplikasi Excel terdapat fitur untuk membentuk grafik yang bisa berubah secara otomatis jika pengguna mengubah persentase dalam sebuah kolom. Microsoft juga menyediakan fitur untuk mempermudah penjumlahan dan rumus di iPad, serta ada keyboard virtual dengan format numerik.

Begitu juga dengan aplikasi PowerPoint yang memberi dukungan untuk mengedit deck slide dan bisa langsung dimanfaatkan untuk presentasi. "Ini jelas bukan aplikasi Office untuk Windows yang di-porting ke iPad," kata White, seperti dikutip dari The Verge.

Paket aplikasi Office untuk iPad dikabarkan sempat membuat perpecahan dalam tubuh Microsoft. Karena, ada pihak yang tidak merelakan aplikasi perkantoran populer itu hadir di platform kompetitor. Sementara para investor berpendapat Microsoft tidak bisa selamanya membelenggu Office.

Malware "Bulan" Ancam Router Linksys




Peneliti keamanan dari Institute Internet Storm Center, minggu lalu, berhasil mengidentifikasi program malware yang bisa mereplika diri sendiri yang menyerang proses otentifikasi dalam perangkat router merek Linksys.

Worm yang diberi nama "The Moon" ini menyasar kelemahan yang terdapat dalam script CGI yang merupakan bagian dari antarmuka administrator yang dimiliki beragam router Linksys E-Series.

Dikutip dari PC World, Kamis (20/2/2014), model router Linksys yang rawan terhadap serangan worm ini, antara lain E4200, E3200, E3000, E2500, E2100L, E2000, E1550, E1500, E1200, E1000, E900, E300, WAG320N, WAP300N, WAP610N, WES610N, WET610N, WRT610N, WRT600N, WRT400N, WRT320N, WRT160N, dan WRT150N.

Sementara itu, Belkin, perusahaan pemilik Linksys juga mengatakan bahwa beberapa router Wireless-N mereka juga ikut terkena imbasnya. Namun, Belkin tidak merinci secara detail seri apa saja yang menjadi target.

Director of Global Communications Belkin, Karen Sohl mengatakan, "Linksys menyadari adanya serangan malware bernama "The Moon" yang menyerang beberapa router E-Series Linksys lama, dan access point dan router Wireless-N."

Ditambahkan oleh Sohl, malware tersebut hanya menyerang proses otentifikasi hanya jika fitur Remote Management Access diaktifkan.

"Linksys memasarkan router dengan fitur Remote Management Access yang tidak aktif secara default," imbuh Sohl.

Untuk menghilangkan malware tersebut, Sohl menyarankan agar pengguna me-reboot router mereka.

Di situs resminya, Linksys juga telah membuat panduan tentang bagaimana cara mengatasi serangan malware tersebut. Panduan tersebut bisa dilihat melalui tautan berikut ini.

Linksys akan menindaklanjuti serangan ini dengan perbaikan firmware yang akan segera tersedia di situs web kami beberapa minggu ke depan," terang Sohl.

Begini Cara Melihat Notifikasi Android di PC



Terkadang repot saat sedang menggunakan komputer/laptop dan ada notifikasi pesan atau panggilan suara masuk di smartphone kita. Terlebih, saat ponsel tersebut jauh dari jangkauan.

Nah, ada sebuah aplikasi bernama "Pushbullet" yang bisa memberikan solusi atas kerepotan tersebut. Pushbullet adalah aplikasi Android yang bisa meneruskan notifikasi dari smartphone ke PC. Aplikasi tersebut berupa ekstensi untuk peramban Chrome atau Firefox yang dijalankan di PC atau desktop.

Dengan melakukan login ke akun Google yang sama antara smartphone dan kedua browser PC tadi, Pushbullet bisa menampilkan notifikasi langsung di layar monitor komputer atau laptop.

Namun sayangnya, Pushbullet baru bisa sebatas menampilkan notifikasi saja. Jika ingin berinteraksi lebih lanjut, misalnya membalas pesan pendek, pengguna tetap harus membuka ponselnya.

Pendiri Pushbullet, Ryan Oldenburg mengatakan kepada Techcrunch, Senin (24/3/2014),
saat ini pihaknya sedang melakukan upaya agar pengguna bisa berinteraksi langsung dengan smartphone melalui komputer.

Ke depannya, Pushbullet juga akan dibuat sebagai aplikasi terpisah, bukan sekadar ekstensi untuk aplikasi browser Internet saja. Aplikasi tersebut pertama kali akan dibuat untuk PC dengan basis OS Windows, menyusul kemudian dalam versi OS X.

Selain menampilkan notifikasi, Pushbullet juga bisa digunakan sebagai perantara dalam mengirim file dari komputer ke smartphone. File yang bisa dikirim antara lain file teks, file, tautan, checklist, dan peta.

Di platform mobile, Pushbullet tak hanya mendukung sistem operasi Android, namun juga OS mobile populer lain, yaitu Apple iOS. Sayangnya, karena batasan aplikasi dalam iOS, maka file yang bisa dikirim hanya berupa teks saja.

Kekurangan lain dari Pushbullet saat ini adalah ketergantungannya terhadap browser. Sehingga, misal pengguna tidak membuka browser di PC atau laptopnya, maka notifikasi tidak bisa disampaikan.

Aplikasi "Pusbullet" untuk Android dapat diunduh di Play Store atau langsung dari tautan ini.


Inggris bersama Jerman Kembangkan Internet 5G



Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan kemitraan baru dengan Jerman untuk mengembangkan jaringan internet mobile generasi kelima (5G) yang diharapkan mampu mengunduh film berukuran besar hanya dalam waktu 1 detik.

Berbicara dalam sebuah konferensi yang dihadiri Kanselir Jerman Angela Merkel, Cameron mengatakan bahwa program ini akan dilakukan oleh King's College London dan University of Surrey dari Inggris dan university of Dresden dari Jerman.

"Negara-negara seperti Jerman dan Inggris hanya akan berhasil jika kita mendorong tanpa henti untuk ide-ide dan inovasi baru," kata Cameron, seperti dikutip dari The Australian, Senin (10/3/2014).

Cameron menyatakan Inggris punya keunggulan dalam hal perangkat lunak dan desain, sementara Jerman unggul dalam hal teknik dan industri manufaktur. Jika keduanya digabungkan dapat mengembangkan telekomunikasi internet yang hebat.

Inggris berjanji akan mengalokasikan dana 45 juta poundsterling atau sekitar Rp 850 miliar untuk dana penelitian dan pengembangan inernet mobile 5G. Ia juga percaya internet mobile akan membawa manfaat ekonomi sekitar 100 miliar poundsterling atau sekitar Rp 1.900 triliun pada tahun 2025.

"Kami berada di ambang sebuah revolusi industri baru, dan saya ingin kita (Inggris dan Jerman) untuk memimpin itu," tegas Cameron.


Telkomsel Gelar Program Berantas "Buta Internet"



Perusahaan telekomunikasi Telkomsel meluncurkan program "Indonesia Genggam Internet" yang bertujuan memberantas "buta internet." Program yang berlangsung hingga akhir 2014 ini diharap bisa mempercepat edukasi tentang internet pita lebar (broadband) kepada pengguna awal.

Menurut riset internal Telkomsel, banyak penduduk Indonesia yang menganggap internet adalah hal rumit dan hanya dikonsumsi oleh anak muda. Malah ada yang menganggap internet tidak bermanfaat karena memberi pengaruh negatif.

Menurut Direktur Pemasaran Telkomsel Alistair Johnston, saat ini baru ada sekitar 23 persen penduduk Indonesia yang bisa dibilang "melek internet."

Sementara itu, masih banyak masyarakat yang diriset mengatakan "Saya tidak tahu internet" dan "Saya tidak butuh internet". Padahal, ada beberapa dari mereka memakai Facebook yang sebenarnya harus diakses dengan jaringan internet.

"Program ini bertujuan membentuk citra positif atas manfaat internet, sekaligus membantu masyarakat untuk mengerti cara menggunakan internet secara sehat," Alistair dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (24/3/2014).

Pelanggan yang terbilang "buta internet" menjadi target program ini, antara lain ibu rumah tanggah, petani, pedagang kaki lima, dan lainnya. Telkomsel juga menargetkan dapat menjaring sekitar 80.000 usaha kecil menengah (UKM) dari berbagai bidang usaha.

Alistair menjelaskan, seluruh pelanggan Telkomsel dapat berpartisipasi dalam program "Indonesia Genggam Internet" ini. Perusahaan menargetkan dapat menjaring sebanyak 1 juta agen internet
hingga akhir 2014.

Untuk menjadi agen, pengguna dapat mendaftarkan diri dengan mengakses situs web resmi Telkomsel. Anak perusahaan Telkom itu akan memberi kompensasi dengan memberi paket data gratis kepada para agen internet.

Program ini sejatinya harus didukung oleh komitmen Telkomsel dalam membangun infrastruktur ke daerah yang belum dijangkau. Perusahaan juga harus meningkatkan kualitas jaringan seluler dan internet ke daerah yang sudah dijangkau.

Layanan data atau internet menjadi bisnis masa depan Telkomsel di tengah menurunnya tren layanan telepon dan SMS. Pada 2013 lalu, layanan data memberi kontribusi sekitar 20 persen dari total pendapatan Telkomsel sebesar Rp 60 triliun.