KOMPAS.com -
Pemerintah China
"melembek" terkait peraturan pelarangan Facebook di negara tersebut.
Pemerintah negeri Tirai Bambu akhirnya mulai mengizinkan warga di wilayah
tertentu untuk mengakses jejaring sosial terbesar di dunia ini.
Wilayah yang dimaksud adalah Shanghai. Untuk diketahui, belum lama ini, China berencana untuk mengubah status wilayah Shanghai menjadi Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone). Zona ini mirip seperti yang diaplikasikan oleh China untuk wilayah Hong Kong. Shanghai adalah kota pertama di daratan China yang memiliki status istimewa ini.
Selain Facebook, China juga mencabut larangan situs-situs asing lainnya, yang sebelumnya dianggap dapat mengganggu stabilitas politik. Artinya, seperti dikutip dari Slashgear, Rabu (25/9/2013), situs-situs lain seperti Twitter dan New York Times akan dapat diakses kembali.
Pemerintah China juga membuka kesempatan bagi pihak penyedia internet (ISP) asing untuk membuka investasinya di zona bebas Shanghai. Namun, layanan internet dari ISP tersebut nantinya hanya akan tersedia dan bisa diakses di zona ini saja, tidak di bagian negara China lainnya.
"Dalam rangka menyambut perusahaan asing untuk berinvestasi dan membiarkan orang asing untuk tinggal dan bekerja dengan gembira di zona bebas, kita harus berpikir tentang bagaimana cara membuat mereka serasa di rumah. Jika mereka tidak bisa mengakses Facebook atau membaca New York Times, mungkin mereka akan berpikir, apa spesialnya zona bebas ini dibandingkan lain wilayah di seluruh China," kata seorang sumber di pihak pemerintah.
Sebelumnya, pemerintah China melarang berbagai situs-situs dari pihak asing. Pelarangan ini dilakukan untuk membatasi warga China dari informasi yang bisa berakibat kurang pantas dan tidak aman bagi pemerintahan China.
Sebagai ganti dari situs-situs ini, diluncurkan berbagai produk asli buatan perusahaan asal China, dengan fungsi yang tidak terlalu berbeda. Sebagai contoh, untuk ganti Twitter, ada produk yang dinamakan Sina Weibo. Sementara, pengganti Facebook adalah Renren. Kedua layanan ini sangat populer di China.
Wilayah yang dimaksud adalah Shanghai. Untuk diketahui, belum lama ini, China berencana untuk mengubah status wilayah Shanghai menjadi Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone). Zona ini mirip seperti yang diaplikasikan oleh China untuk wilayah Hong Kong. Shanghai adalah kota pertama di daratan China yang memiliki status istimewa ini.
Selain Facebook, China juga mencabut larangan situs-situs asing lainnya, yang sebelumnya dianggap dapat mengganggu stabilitas politik. Artinya, seperti dikutip dari Slashgear, Rabu (25/9/2013), situs-situs lain seperti Twitter dan New York Times akan dapat diakses kembali.
Pemerintah China juga membuka kesempatan bagi pihak penyedia internet (ISP) asing untuk membuka investasinya di zona bebas Shanghai. Namun, layanan internet dari ISP tersebut nantinya hanya akan tersedia dan bisa diakses di zona ini saja, tidak di bagian negara China lainnya.
"Dalam rangka menyambut perusahaan asing untuk berinvestasi dan membiarkan orang asing untuk tinggal dan bekerja dengan gembira di zona bebas, kita harus berpikir tentang bagaimana cara membuat mereka serasa di rumah. Jika mereka tidak bisa mengakses Facebook atau membaca New York Times, mungkin mereka akan berpikir, apa spesialnya zona bebas ini dibandingkan lain wilayah di seluruh China," kata seorang sumber di pihak pemerintah.
Sebelumnya, pemerintah China melarang berbagai situs-situs dari pihak asing. Pelarangan ini dilakukan untuk membatasi warga China dari informasi yang bisa berakibat kurang pantas dan tidak aman bagi pemerintahan China.
Sebagai ganti dari situs-situs ini, diluncurkan berbagai produk asli buatan perusahaan asal China, dengan fungsi yang tidak terlalu berbeda. Sebagai contoh, untuk ganti Twitter, ada produk yang dinamakan Sina Weibo. Sementara, pengganti Facebook adalah Renren. Kedua layanan ini sangat populer di China.
Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2013/09/25/0744592/China.Mulai.Bolehkan.Facebook 10/01/2014
13:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar