Komodo, reptil yang sering dijuluki naga, umumnya dijumpai
di Pulau Komodo dan Rinca. Namun belakangan, beberapa wilayah di Nusa Tenggara
mengklaim memiliki komodo di daerahnya. Bila benar demikian, maka potensi
wisata atau konservasi alam di lokasi-lokasi itu bisa jadi akan terbuka.
Camat Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Nobertus Narus adalah salah seorang yang mengakui keberadaan komodo di wilayahnya. Ia membenarkan hasil penelitian Lembaga Burung Indonesia, Badan Konservasi Sumber Daya Alam NTT dan Komodo Survival Program belum lama terkait ditemukannya komodo di Tanjung Kerita, Desa Nanga Bere yang masuk dalam bentang alam Mbeliling.
Nanga Bere dalam bahasa lokal di Kecamatan Lembor adalah Kope Ndoho (Parang Tajam) karena bentuknya seperti Tanjung Kerita.
”Komodo di Tanjung Kerita pernah gigit warga masyarakat di sana beberapa tahun lalu, tetapi tidak sampai meninggal dunia karena cepat tertolong. Binatang komodo di Tanjung Kerita masih liar dan sangat ganas,” jelasnya kepada Kompas.com di Labuan Bajo, Sabtu (7/112/2013).
Menurutnya, sejak 1971 sudah beredar cerita warga tentang keberadaan kadal besar itu di Tanjung Kerita. Penduduk lokal di Kecamatan Lembor Selatan menamakan binatang itu ”Pendugu”.
Sejauh ini, menurut Nobertus, populasi komodo di Tanjung Kerita belum diketahui karena lembaga yang berkompeten belum melakukan penelitian di wilayah itu. ”Ciri-ciri binatang yang ada di Tanjung Kerita sama dengan komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo,” jelasnya.
Camat meminta, lembaga yang berkompeten dalam bidang satwa langka memberikan perhatian dan perlindungan yang secepatnya sehingga satwa yang berada di Tanjung Kerita ini dilindungi. ”Saya minta lembaga yang mengelola satwa langka di Indonesia melakukan penelitian lanjutan dan memberikan perlindungan yang secepatnya di daerah Tanjung Kerita,” pintanya.
Belum lama ini Lembaga Burung Indonesia mengeluarkan siaran pers yang menyatakan adanya komodo di bentang alam Mbeliling, mulai dari Golo Mori (Bukit Tuhan), Kecamatan Komodo dan Tanjung Kerita, Nanga Bere, di Kecamatan Lembor Selatan.
Camat Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Nobertus Narus adalah salah seorang yang mengakui keberadaan komodo di wilayahnya. Ia membenarkan hasil penelitian Lembaga Burung Indonesia, Badan Konservasi Sumber Daya Alam NTT dan Komodo Survival Program belum lama terkait ditemukannya komodo di Tanjung Kerita, Desa Nanga Bere yang masuk dalam bentang alam Mbeliling.
Nanga Bere dalam bahasa lokal di Kecamatan Lembor adalah Kope Ndoho (Parang Tajam) karena bentuknya seperti Tanjung Kerita.
”Komodo di Tanjung Kerita pernah gigit warga masyarakat di sana beberapa tahun lalu, tetapi tidak sampai meninggal dunia karena cepat tertolong. Binatang komodo di Tanjung Kerita masih liar dan sangat ganas,” jelasnya kepada Kompas.com di Labuan Bajo, Sabtu (7/112/2013).
Menurutnya, sejak 1971 sudah beredar cerita warga tentang keberadaan kadal besar itu di Tanjung Kerita. Penduduk lokal di Kecamatan Lembor Selatan menamakan binatang itu ”Pendugu”.
Sejauh ini, menurut Nobertus, populasi komodo di Tanjung Kerita belum diketahui karena lembaga yang berkompeten belum melakukan penelitian di wilayah itu. ”Ciri-ciri binatang yang ada di Tanjung Kerita sama dengan komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo,” jelasnya.
Camat meminta, lembaga yang berkompeten dalam bidang satwa langka memberikan perhatian dan perlindungan yang secepatnya sehingga satwa yang berada di Tanjung Kerita ini dilindungi. ”Saya minta lembaga yang mengelola satwa langka di Indonesia melakukan penelitian lanjutan dan memberikan perlindungan yang secepatnya di daerah Tanjung Kerita,” pintanya.
Belum lama ini Lembaga Burung Indonesia mengeluarkan siaran pers yang menyatakan adanya komodo di bentang alam Mbeliling, mulai dari Golo Mori (Bukit Tuhan), Kecamatan Komodo dan Tanjung Kerita, Nanga Bere, di Kecamatan Lembor Selatan.
Sumber: http://travel.kompas.com/read/2013/12/07/1952467/Ada.Komodo.di.Tanjung.Kerita 08/12/2013
16:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar