Minggu, 08 Desember 2013

Mengupas Buku Sejarah Twitter Penuh Intrik





Sebuah buku yang ditulis oleh kolumnis The New York Times, Nick Bilton, mengungkap tentang sejarah Twitter yang penuh intrik.

Buku yang berjudul “Hatching Twitter: A True Story of Money, Power, Friendship, and Betrayal” itu berpusat pada empat karakter pendiri Twitter, serta CEO Twitter saat ini, Dick Costolo.

Twitter didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christopher “Biz” Stone, dan Noah Glass, pada tahun 2006. Jejaring sosial berbasis microblog itu lahir setelah Odeo, startup (perusahaan rintisan) yang dibangun oleh Glass dan Williams pada tahun 2005, gagal.

Odeo fokus pada layanan podcasting. Kedua pendirinya mundur dari bisnis tersebut setelah iTunes Store milik Apple muncul dengan layanan serupa.

Glass dan Williams lalu berdiskusi dengan rekan mereka, Jack Dorsey, yang saat itu tengah mengembangkan sebuah layanan messaging yang unik.

Singkat cerita, akhirnya mereka bertiga bersama Biz Stone membangun sebuah startup baru bernama Obvious Corp.

Di bawah Obvious Corp, mereka mengembangkan beberapa aplikasi, termasuk aplikasi messaging dengan kode nama “Twttr”. Mereka menambahkan dua huruf vokal ke dalam kode nama aplikasi itu, menjadi Twitter, dan merilisnya pada tahun 2006.

Sepenggal cerita itu mungkin sudah pernah kita dengar ataupun baca. Tetapi, buku yang ditulis oleh Bilton mengulik lebih dalam tentang tahun-tahun pertama Twitter berdiri.

Selain memaparkan berbagai masalah internal perusahaan, Bilton juga menggambarkan dengan detail karakter dan peran setiap orang penting yang membentuk Twitter.

Evan Williams, misalnya, adalah anak petani dari Nebraska. Sebelum memulai Twitter, pemuda yang ambisius itu sudah sukses dengan layanan buku harian online-nya, Blogger. Pada tahun 2003, Williams menjual Blogger kepada Google dengan harga jutaan dollar AS.

Di tahun-tahun pertama Twitter, Williams menghidupi perusahaan dengan kekayaannya. Dia menghadapi berbagai pilihan yang sulit dan mengambil beberapa keputusan yang cukup sadis, seperti memecat Glass, rekannya sesama co-founder, serta para karyawan pertama Twitter yang tak lain adalah teman-temannya sendiri.

Sosok lainnya, Jack Dorsey. Pada tahun 2006 Dorsey belum dikenal siapa-siapa. Dia hanyalah pria biasa yang memiliki konsep awal mengenai Twitter. Sekarang, setelah Twitter sukses besar, Dorsey bukan hanya dikenal sebagai jutawan teknologi, tetapi juga digadang-gadang sebagai salah satu orang yang berpotensi untuk menjadi “the next Steve Jobs”.

Yang ketiga, Biz Stone. Pria yang satu ini mudah bergaul. Berkat kemampuannya berdiplomasi, Stone menjadi satu-satunya co-founder yang tak memiliki musuh. Dia pun masih berhubungan baik dengan teman-teman lain yang punya andil dalam pendirian Twitter.

Co-founder keempat, Noah Glass, adalah sosok “geek” yang pernah menginvestasikan waktunya demi Twitter. Meskipun begitu, nasib Glass di perusahaan itu tak berakhir indah. Pada akhirnya, dia ditendang dari Twitter.

Ketika menyusun buku Hatching Twitter, Bilton melakukan investigasi mendalam dan mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk dokumen-dokumen dan e-mail internal Twitter.

Dalam bukunya, ia memaparkan bagaimana keempat pendiri Twitter berjuang untuk mendapatkan uang, pengaruh, serta kendali atas perusahaan mereka yang terus berkembang. Meskipun begitu, pada akhirnya, tak ada satupun dari mereka yang memegang kendali atas perusahaan itu. Tak ada satupun dari mereka yang bertahan menjadi CEO.

Pada Oktober 2010, Dick Costolo, mantan komedian berusia 50-an tahun yang kala itu menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Twitter, ditunjuk untuk menggantikan posisi Evan Williams sebagai CEO.

Hingga kini, Twitter terus bertumbuh. Twitter telah menjadi alat marketing dalam bisnis, menjadi media kasual untuk berkomunikasi, bahkan menjadi alat kampanye dalam berpolitik. Sekarang, orang-orang biasa hingga tokoh-tokoh penting seperti para pemimpin negara, Paus, selebritis, serta penyiar radio dan televisi, sudah menggunakan Twitter.

Pada tahun 2013, sudah ada sekitar 300 juta akun pengguna aktif yang terdaftar dalam jejaring sosial ini. Menurut data yang dilansir oleh NYTimes.com, setelah 7 tahun berdiri, Twitter sudah memiliki lebih dari 2.000 orang karyawan, lebih dari 200 juta pengguna aktif, serta estimasi market value hingga 16 miliar dollar AS. Setelah melakukan IPO (initial public offering), para co-founder dan investor Twitter dipastikan akan bertambah kaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar