JAKARTA, KOMPAS.com
- Sejak diperkenalkan bersama Windows 8 beberapa waktu lalu, laptop dengan
layar sentuh masih belum populer di kalangan konsumen Indonesia.
Hal itu diungkapkan Sales Development Manager AMD Victor Herlianto usai acara peluncuran laptop Asus U38N di Jakarta, Senin (27/5/2013).
"Touchscreen di notebook masih tersendat. Faktornya banyak, antara lain affordability," ujar Viktor. Dia menilai harga perangkat laptop layar sentuh yang bisa mencapai kisaran belasan juta masih menjadi batu sandungan untuk konsumen Indonesia.
"Yang kedua, notebook touchscreen harus di-bundling dengan Windows 8 sementara konsumen belum familiar dengan sistem operasi itu. Percuma kalau dipaketkan dengan Windows 7 karena jadi tidak berguna," lanjut Viktor.
Aplikasi-aplikasi Windows 8 pun, menurut Viktor, belum semuanya optimal untuk dipakai dengan layar sentuh. "Contohnya seperti Microsoft Office, meskipun Windows-nya sendiri sudah mendukung touchscreen."
AMD sendiri baru memasarkan laptop tipis dengan layar sentuh pertamanya di Indonesia dalam bentuk Asus U38N. Laptop kategori premium ini dijual seharga Rp 9,3 juta rupiah yang disebut lebih murah dari laptop sejenis yang menggunakan prosesor lain.
Ditambahkan oleh Manajer Produk dan Pemasaran Asus Juliana Cen, jumlah notebook touchscreen yang dipasarkan oleh pihaknya di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan laptop tanpa layar sentuh. "Proporsinya kira-kira 15 persen berbanding 85 persen. Kebanyakan yang terjual pun dari model mainstream."
Hal itu diungkapkan Sales Development Manager AMD Victor Herlianto usai acara peluncuran laptop Asus U38N di Jakarta, Senin (27/5/2013).
"Touchscreen di notebook masih tersendat. Faktornya banyak, antara lain affordability," ujar Viktor. Dia menilai harga perangkat laptop layar sentuh yang bisa mencapai kisaran belasan juta masih menjadi batu sandungan untuk konsumen Indonesia.
"Yang kedua, notebook touchscreen harus di-bundling dengan Windows 8 sementara konsumen belum familiar dengan sistem operasi itu. Percuma kalau dipaketkan dengan Windows 7 karena jadi tidak berguna," lanjut Viktor.
Aplikasi-aplikasi Windows 8 pun, menurut Viktor, belum semuanya optimal untuk dipakai dengan layar sentuh. "Contohnya seperti Microsoft Office, meskipun Windows-nya sendiri sudah mendukung touchscreen."
AMD sendiri baru memasarkan laptop tipis dengan layar sentuh pertamanya di Indonesia dalam bentuk Asus U38N. Laptop kategori premium ini dijual seharga Rp 9,3 juta rupiah yang disebut lebih murah dari laptop sejenis yang menggunakan prosesor lain.
Ditambahkan oleh Manajer Produk dan Pemasaran Asus Juliana Cen, jumlah notebook touchscreen yang dipasarkan oleh pihaknya di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan laptop tanpa layar sentuh. "Proporsinya kira-kira 15 persen berbanding 85 persen. Kebanyakan yang terjual pun dari model mainstream."
Analisis: Harga yang cukup mahal membuat laptop layar sentuh
ini belum begitu populer di kalangan masyarakat indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar